Jumat, 12 Februari 2010

Takabur

Takabur
Sifat sombong, takabur dan tinggi hati selalu beranjak dari assumsi bahwa dirinya memiliki kelebihan, keistimewaan, keunggulan dan kemuliaan ketika dihadapkan pada kepemilikan orang lain

Kesombongan yang berawal dari perasaan lebih atas orang lain, yang selanjutnya memunculkan sikap takabur, dan dari sana lalu timbul sikap gampang menganggap rendah orang lain adalah awal dari kerusakan tatanan sosial masyarakat.

Tanpa adanya kesamaan hak dan kewajiban setiap anggota masyarakat, niscaya yang berlaku pertama kali dalam masyarakat tersebut adalah ketimpangan.

Segala peraturan dalam masyarakat yang didasarkan pada kontrak-sosial, begitu pula, tak akan berlangsung mulus tanpa adanya pengakuan martabat setiap peribadi anggotanya.

Kesetaraan dan kesejajaran sebagai modal utama kehidupan bermasyarakat akan segera hancur dengan keberadaan beberapa individu anggota masyarakat yang mengedepankan perilaku sombong.

Sikap merendahkan diri, tawadlu, dan tidak mempertontonkan kelebihan yang dimiliki pada hakekatnya merupakan sebentuk pangakuan bahwa segalanya dalam alam ini adalah semata berada di tangan Allah.

Allah membenci makhluk-Nya yang memunculkan sikap dan bersifat sombong. Kesombongan adalah sifat mutlak Allah yang tidak dibenarkan untuk dimiliki oleh selain-Nya. Manusia yang menyombongkan diri berarti telah merampas sifat mutlak Allah.

sholat sunah

sholat sunah

Shalat sunah yaitu shalat yang hukum pelaksanaannya sunah (dianjurkan). Apabila dilaksanakan Allah memberikan pahala dan keutamaan khusus melebihi orang Islam yang tidak melaksanakan shalat sunah.

Di antara jenis shalat sunah terdapat shalat sunah yang dapat dilaksanakan secara berjamaah, munfarid, dan ada yang dilaksanakan berjamaah maupun munfarid.

SHALAT SUNAH BERJAMAAH

SHALAT SUNAH DENGAN
BERJAMAAH ATAU
MUNFARID

SHALAT SUNAH MUNFARID

Shalat Idain
Shalat hari raya Idul Fitri
dan Idul Adha
• Shalat Istisqa
Shalat untuk meminta hujan
• Shalat Kusuf –Khusuf
Shalat gerhana matahari
dan gerhana bulan

• Shalat Tarawih
Shalat sunah pada malam
bulan ramadhan
• Shalat Witir
Shalat sunah yang ganjil
• Shalat Dhuha
Shalat sunah pagi hari
• Shalat Tahajud
Shalat sunah malam hari
untuk memohon
keinginan
• Shalat Tasbih
Shalat sunah diseratai
zikir tasbih

• Shalat Rawatib
Shalat sunah yang mengiringi shalat fardu
• Shalat Tahiyatul Masjid
Shalat ketika masuk masjid
untuk menghormatinya
• Shalat Istikharah
Shalat untuk meminta petunjuk
Allah SWT saat ragu
menentukan pilihan

Jenis shalat sunah yang bisa diamalkan oleh umat Islam cukup banyak. Hal ini bukan untuk memberatkan umat Islam, akan tetapi sangat bermanfaat sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT sedekat-dekatnya. Dan sebagai bekal dalam menambah amalan shalat sunah, berikut akan diuraikan ketentuan dan tata cara beberapa jenis shalat sunah jamaah dan munfarid.

A. SHALAT SUNAH BERJAMAAH

Shalat Sunat ‘idain

Saat hari raya Idul Fitri tiba umat Islam laki-laki, perempuan, anak-anak-anak dan orang dewasa berbondong-bondong untuk melaksanakan shalat ‘Idul Fitri kemudian saling melakukan silaturrahmi dan bermaaf-maafan.

Demikian juga saat hari raya Idul Adha (Idul Qurban), umat Islam juga melaksanakan shalat Id kemudian melakukan ibadah qurban. Karena dalam satu tahun umat Islam melaksanakan dua shalat Id, maka disebut shalat ‘idain yang artinya dua shalat Id, yakni Idul Fitri dan Idul Adha.

Ketentuan Shalat ‘idain Shalat Id adalah shalat yang dilakukan pada waktu hari raya, karena dalam tradisi Islam terdapat dua hari raya, yakni Idul Fitri dan Idul Adha maka dalam satu tahun terdapat dua shalat Id. Dalam bahasa Arab ‘idain berarti dua shalat Id. Hukum melaksanakan shalat ‘idain adalah sunah muakkad (sangat dianjurkan) karena Rasulullah saw selalu melakukan shalat ‘idain ini selama hidupnya. Firman Allah SWT : “Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu ni`mat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena Tuhanmu dan berkorbanlah.” (QS. Al Kautsar : 1-2)

Bahkan Rasulullah saw. memerintahkan agar seluruh kaum muslimin baik laki-laki, perempuan, anak-anak, dan dewasa untuk keluar dari rumah melakukan shalat Id. Para wanita yang sedang haid pun diperintahkan untuk menuju tempat shalat Id untuk mendengarkan khutbah tapi tidak boleh melakukan shalat. Perhatikan sabda Rasulullah s.a.w. berikut ini :Artinya : “Kami telah diperintahkan oleh Nabi saw. untuk keluar pada hari raya. Begitu pula anakanak, perempuan, gadis-gadis pingitan, dan diperintahkan juga gadis-gadis yang sedang haid diperintahkan supaya keluar pada hari raya dan memisahkan diri dari tempat shalat kaum muslimin”. (HR. Bukhari dan Muslim)

Waktu melaksanakan shalat ‘idain adalah mulai terbit matahari sampai tergelincirnya matahari menjelang waktu zuhur pada hari raya tersebut. Shalat Idul Fitri dilaksanakan pada tanggal 1 Syawal sedangkan shalat Idul Adha dilaksanakan tanggal 10 Dzulhijjah. Tempat pelaksanaan shalat ‘idain adalah di masjid atau di tempat yang lapang. Allamah Ibnu Qayyim menjelasan bahwa Rasulullah s.a.w. melakukan shalat dua hari raya di suatu tempat yang lapang di dekat pintu gerbang menuju Madinah, Beliau shalat ‘idain di masjid ketika hujan.

Tata Cara Shalat ‘idain

Secara garis besar, tata cara pelaksanaan shalat ‘idain adalah sebagai berikut :

1. Dilaksanakan secara berjamaah

2. Tidak didahului azan dan iqamat sebagaimana sabda Rasulullah ;

Artinya : “Tidak ada azan bagi sembahyang Hari Raya Fitrah (Aidilfitri) dan sembahyang Hari Raya Korban (Aidiladha). jga tiada iqamat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

3. Jumlah rakaatnya adalah 2 rakaat

4. Membaca takbir tujuh kali pada rakaat pertama, dan takbir lima kali pada rakaat yang kedua.

Takbir tujuh kali dalam rakaat yang pertama tersebut tidak termasuk takbiratul ihram. Demikian juga takbir lima kali dalam rakaat yang kedua tidak termasuk takbir intiqal saat berdiri dari sujud. Takbir tujuh kali pada rakaat yang pertama dibaca setelah membaca doa iftitah, sedangkan takbir lima kali dalam rakaat kedua dibaca ketika sudah berdiri sempurna pada rakaat yang kedua sebelum imam membaca surat Al Fatihah. Di sela-sela takbir tujuh kali pada rakaat pertama dan lima kali pada rakaat kedua tersebut disunahkan untuk membaca lafaz : Subhanallah walhamdulillah walaailaaha illallah allahuakbar “Mahasuci Allah SWT, segala puji bagi Allah , tiada Tuhan selain Allah SWT, dan Allah Mahabesar”

5. Imam mengeraskan bacaan (jahran)

6. Setelah shalat Id dilanjutkan dengan khutbah

Disamping tata cara di atas, dalam pelaksanaan shalat ‘idain juga dianjurkan (disunahkan) untuk melakukan hal-hal sebagai berikut :

1. Imam membaca surat Qaf pada rakaat pertama dan surat Al Qamar pada rakaat kedua, atau membaca surat Al A’la pada rakaat pertama dan surat Al Ghasyiyah pada rakaat kedua.

2. Mandi dan berhias memakai pakaian yang bagus.

3. Disunahkan makan terlebih dahulu sebelum berangkat melakukan shalat Idl Fitri, sebaliknya dalam shalat Idul Adha disunahkan makan sesudah shalat Idul Adha.

4. Memperbanyak membaca dan mengumandangkan takbir dan tahmid pada waktu hari raya Idul Fitri maupun Idul Adha.

B. SHALAT SUNAH MUNFARID

1. Shalat Tahiyatul Masjid

Pengertian Shalat Tahiyatul Masjid

Secara bahasa tahiyatul masjid berarti menghormati masjid. Sedangkan shalat tahiyatul masjid adalah shalat dua rakaat yang dilaksanakan sesaat setelah kita memasuki masjid.

Hukumnya

Hukum melaksanakannya adalah sunah, sebagaimana hadis Rasulullah SAW : Artinya :“Dari Abu Qatadah, Rasulullah SAW bersabda : apabila salah seorang di antara kamu masuk ke masjid maka janganlah duduk sebelum shalat (tahiyat masjid) dua rakaat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tata Cara Pelaksanaannya

Tata cara pelaksanaan shalat tahiyatul masjid adalah sebagai berikut :

• Jumlah rakaatnya hanya 2 rakaat.

• Dilaksanakan secara munfarid (sendirian).

• Waktunya setiap saat memasuki masjid, baik untuk melaksanakan shalat fardu maupun ketika akan beri’tikaf.

2. Salat Istikharah

1. Pengertian Salat Istikharah

Secara bahasa, istikharah berarti mohon dipilihkan. Jadi salat istikharah mengandung pengertian melaksanakan salat sunah dua rakaat dengan maksud untuk memohon petunjuk dari Allah SWT dalam menentukan pilihan terbaik di antara dua pilihan atau lebih. Suatu saat kita dihadapkan pada dua atau lebih pilihan yang sama-sama baik dan sulit menentukan mana yang terbaik, padahal menyangkut persoalan yang mempunyai pengaruh terhadap kehidupan kita di masa yang akan datang seperti, memilih sekolah, pekerjaan, jodoh, dan yang lainnya. Oleh karena itu sebagai orang yang beriman kita harus yakin bahwa hanya Allah SWT yang paling mengetahui persis mana yang terbaik di antar sekian pilihan itu. Kamu masih ingat kan, bahwa Allah SWT mempunyai sifat wajib ilmu dan aliman yang maksudnya Maha Mengetahui. Jadi Allah SWT merupakan Dzat yang mengetahui segala sesuatu yang telah terjadi maupun yang akan terjadi.

2. Hukumnya

Hukum melaksanakannya adalah sunah, sebagaimana hadis Rasulullah SAW : Artinya :“Rasulullah s.a.w. mengajarkan kepada kami untuk meminta petunjuk dalam beberapa erkara yang penting. Beliau berkata, “Apabila salah seorang di antara kamu menghadapi suatu perkara hendaklah ia salat dua rakaat.” (HR. Bukhari)

3. Tata Cara Pelaksanaannya

Tata cara pelaksanaan salat istikharah adalah sebagai berikut :

a. Jumlah rakaatnya hanya 2 rakaat.

b. Dilaksanakan secara munfarid (sendirian).

c. Waktunya pagi, siang, atau malam hari.

C. SHALAT SUNAH BERJAMAAH ATAU MUNFARID

1. Shalat Tarawih

Pengertian Shalat Tarawih

Shalat tarawih adalah shalat sunah yang dilaksanakan khusus pada malam hari bulan Ramadhan. Shalat tarawih merupakan amalan sunah pada bulan Ramadhan di samping ibadah-ibadah lain seperti memperbanyak tadarus Al Quran, berzikir, berdoa, mendalami ilmu agama dengan mengikuti pesantren kilat, dan sebagainya. Kegiatan tersebut bertujuan untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Hukum Shalat Tarawih

Hukum melaksanakannya adalah sunah muakkad, sebagaimana hadis Rasulullah SAW : Artinya :“Dari Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW bersabda : Barangsiapa yang melaksanakan shalat pada malam hari di bulan Ramadhan dengan dilandasi iman dan semata-mata mengharap ridha Allah SWT maka akan diampuni dosa- dosanya yang telah lalu.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Bilangan rakaat Shalat Tarawih

Ada perbedaan pendapat mengenai jumlah rakaat shalat Tarawih di kalangan umat Islam. Akan tetapi, perbedaan tersebut tidak penting dan tidak perlu diperdebatkan. Hal yang penting adalah bagaimana shalat Tarawih tetap dilaksanakan umat Islam.

Perbedaan yang dimaksud sebagai berikut :

• Delapan rakaat ditambah Witir

Pendapat ini diambil dari keterangan bahwa Rasulullah s.a.w shalat Tarawih bersama para sahabat di masjid tiga kali selama hidupnya. Sesudah itu beliau tidak melakukan lagi secara berjamaah di masjid tetapi melaksanakannya di rumah. Rasulullah s.a.w khawatir apabila suatu saat nanti shalat tarawih dianggap ibadah wajib. Jumlah rakaat yang dilakukan bersama sahabat di masjid tersebut adalah delapan rakaat ditambah Witir. Keterangaan ini berdasarkan pada hadits berikut : Artinya : “Diriwayatkan dari Jabir sesungguhnya Rasulullah s.a.w shalat bersama-sama mereka delapan rakaat kemudian beliau shalat witir”. (HR. Ibnu Hibban)

• Dua puluh rakaat ditambah Witir

Mengenai jumlah rakaat shalat tarawih yang 20 rakaat dilanjutkan dengan witir dilakukan oleh Khalifah Umar bin Khattab dan diikuti oleh para sahabat yang lain. Tentang jumlah rakaat yang dilakukan oleh Umar bin Khattab ini tidak pernah dipermasalahkan oleh para sahabat saat itu. Jadi, sampai sekarang pun umat Islam ada yang mengikutinya.

• Tiga puluh enam rakaat ditambah Witir

Mengenai jumlah rakaat shalat tarawih 36 rakaat dilanjutkan dengan witir dilakukan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang merupakan salah satu Khalifah Bani Umayyah. Dari ketiga pendapat di atas menunjukkan bahwa perbedaan rakaat dalam pelaksanaan shalat tarawih di kalangan umat merupakan sesuatu yang tidak perlu dipermasalahkan. Apalagi sampai terjadi pertikaian hanya karena perbedaan ini. Padahal sejak dahulu perbedaan ini telah ada dan tidak timbul masalah. Yang terpenting adalah umat Islam dapat melaksanakan shalat tarawih dengan baik. Sedangkan berapa jumlah rakaatnya terserah kepada masing-masing sesuai dengan pengetahuan dan keyakinannya untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT di bulan Ramadhan yang penuh berkah.

Tata Cara Pelaksanaan Shalat Tarawih

Tata cara pelaksanaan shalat tarawih sebagai berikut :

a. Waktu pelaksanaannya setelah shalat isya sampai dengan fajar sidiq (menjelang waktu subuh).

b. Diutamakan secara berjamaah tetapi boleh juga dilaksanakan sendirian (munfarid)

c. Lebih utama setiap dua rakaat salam. Namun, apabila dilaksanakan empat rakaat tidak perlu ada tasyahud awal supaya tidak menyerupai shalat fardu.

2. Shalat Witir

Pengertian Shalat Witir

Secara bahasa witir berarti ganjil. Sehingga shalat witir adalah shalat yang jumlah bilangan rakaatnya ganjil. Paling sedikit satu rakaat dan paling banyak 11 rakaat. Shalat witir tidak hanya dilakukan setelah shalat tarawih di bulan Ramadhan. Namun, pada malam hari di luar bulan Ramadhan umat Islam pun dianjurkan untuk melaksanakan shalat witir sebagai penutup shalat-shalat sunah malam hari.

Hukum Shalat Witir

Hukum melaksanakannya adalah sunah muakkad, sebagaimana hadis Rasulullah s.a.w Artinya :“Dari Ali r.a., Witir itu bukan keharusan seperti shalat fardu, tapi merupakan sunah yang dibiasakan oleh Rasulullah s.a.w.” (HR. Ahmad, Nasa’i, dan Tirmidzi)

Tata Cara Pelaksanaan Shalat Witir

Tata cara pelaksanaan shalat witir sebagai berikut :

a. waktunya pada malam hari setelah shalat isya’

b. dilaksanakan secara berjamaah atau sendirian (munfarid)

c. jumlah rakaatnya ganjil Dalam pelaksanaannya ada dua macam niat, yakni niat untuk shalat 2 rakaat dan ditutup dengan niat untuk shalat 1 rakaat.

3. Shalat Dhuha.

Pengertian Salat Dhuha

Menurut bahasa dhuha berarti pagi hari. Sehingga salat dhuha adalah salat sunah yang dilaksanakan pada waktu pagi hari, mulai dari saat memutihnya cahaya matahari pagi sampai sebelum waktu istiwa’ (siang hari saat matahari tepat arahnya di atas kepala). Jadi, kira-kira mulai pukul 07.00 pagi sampai pukul 11.00 siang. Waktu istiwa’ adalah saat matahari berada tepat di atas kepala, sebelum masuk waktu dhuhur.

Hukumnya

Hukum melaksanakannya adalah sunah, sebagaimana hadis Rasulullah SAW Artinya :“Dari Abu Hurairah ia berkata : kekasihku (Rasulullah) SAW telah berpesan kepadaku tiga hal : Puasa tiga hari pada setiap bulan, dua rakaat salat dhuha, dan salat witir sebelum tidur.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Tata Cara Pelaksanaannya

Tata cara pelaksanaan salat dhuha sebagai berikut :

• Jumlah rakaatnya paling sedikit 2 rakaat dan paling banyak 12 rakaat.

• Boleh dilaksanakan secara munfarid (sendirian) maupun berjamaah.

• Lebih utama setiap dua rakaat salam. Namun, apabila dilaksanakan empat rakaat jangan ada tasyahud awal supaya tidak menyerupai salat fardu.

4. Salat Tahajud

Salat tahajud merupakan salat lail (salat yang dikerjakan pada malam hari). Shalat ini dilaksanakan pada malam hari untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Orang yang melaksanakan salat tahajud akan mendapatkan berbagai keutamaan di hadapan Allah SWT. Kajilah pembahasan berikut, setelah kamu memahami berlatihlah untuk melaksanakan salat lail ini, karena Rasulullah saw. bersabda : Artinya : “Allah s.w.t akan turun ke langit dunia setiap malam ketika sepertiga malam yang terakhir, seraya berfirman: Sesiapa yang berdoa kepadaKu, maka Aku akan menerima permintaannya dan sesiapa yang meminta keampunan dariKu maka Aku akan mengampuninya .” (HR. Bukhari dan Muslim)

1. Pengertian Salat Tahajud

Salat tahajud merupakan salat sunah yang dikerjakan setelah tidur pada malam hari antara waktu salat isya sampai dengan fajar sidiq (menjelang subuh). Namun waktu yang paling utama melaksanakan salat tahajud adalah dua pertiga malam, sekitar pukul 02.00 dini hari.

2. Hukum Salat Tahajud

Hukum melaksanakan salat tahajud adalah sunah muakkad. Perhatikan Firman Allah berikut ini Artinya :“ Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu: mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al Isra’ : 79) 3.

Tata Cara Pelaksanaannya

Bagi kebanyakan orang melaksanakan salat tahajud terasa berat, namun bagi sebagian yang lain merasa ringan karena sudah terbiasa bangun di malam hari dan melakukan salat tahajud, bahkan mereka merasakan kenikmatan ruhani yang luar biasa setelah melakukan salat tahajud di tengah keheningan malam. Pada tahap awal, agar kamu mudah dan tidak berat dalam melaksanakan salat tahajud, berdoalah sebelum tidur agar diberi kekuatan untuk bangun di malam hari dan melaksanakan salat tahajud. Adapun tata cara melaksanakan salat tahajud tidak jauh berbeda dengan salat sunah yang lain, yakni :

a. Waktu pelaksanaannya setelah salat isya sampai dengan fajar sidiq (menjelang waktu subuh) dan setelah tidur.

b. Jumlah rakaatnya paling sedikit dua rakat dan paling banyak tidak dibatasi.

c. Dilaksanakan sendirian (munfarid) atau berjamaah.

d. Lebih utama setiap dua rakaat salam. Apabila dilaksanakan empat rakaat jangan ada tasyahud awal, sehingga tidak menyerupai salat fardu.


Sejarah Tradisi Islam Nusantara

Sejarah tradisi Islam Nusantara

Pada tahun 30 Hijri atau 651 Masehi, hanya berselang sekitar 20 tahun dari wafatnya Rasulullah SAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasi ke Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam yang belum lama berdiri. Dalam perjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, para utusan Utsman ternyata sempat singgah di Kepulauan Nusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalan dagang di pantai barat Sumatera. Inilah perkenalan pertama penduduk Indonesia dengan Islam. Sejak itu para pelaut dan pedagang Muslim terus berdatangan, abad demi abad. Mereka membeli hasil bumi dari negeri nan hijau ini sambil berdakwah.

Lambat laun penduduk pribumi mulai memeluk Islam meskipun belum secara besar-besaran. Aceh, daerah paling barat dari Kepulauan Nusantara, adalah yang pertama sekali menerima agama Islam. Bahkan di Acehlah kerajaan Islam pertama di Indonesia berdiri, yakni Pasai. Berita dari Marcopolo menyebutkan bahwa pada saat persinggahannya di Pasai tahun 692 H / 1292 M, telah banyak orang Arab yang menyebarkan Islam. Begitu pula berita dari Ibnu Battuthah, pengembara Muslim dari Maghribi., yang ketika singgah di Aceh tahun 746 H / 1345 M menuliskan bahwa di Aceh telah tersebar mazhab Syafi'i. Adapun peninggalan tertua dari kaum Muslimin yang ditemukan di Indonesia terdapat di Gresik, Jawa Timur. Berupa komplek makam Islam, yang salah satu diantaranya adalah makam seorang Muslimah bernama Fathimah binti Maimun. Pada makamnya tertulis angka tahun 475 H / 1082 M, yaitu pada jaman Kerajaan Singasari. Diperkirakan makam-makam ini bukan dari penduduk asli, melainkan makam para pedagang Arab.

Sampai dengan abad ke-8 H / 14 M, belum ada pengislaman penduduk pribumi Nusantara secara besar-besaran. Baru pada abad ke-9 H / 14 M, penduduk pribumi memeluk Islam secara massal. Para pakar sejarah berpendapat bahwa masuk Islamnya penduduk Nusantara secara besar-besaran pada abad tersebut disebabkan saat itu kaum Muslimin sudah memiliki kekuatan politik yang berarti. Yaitu ditandai dengan berdirinya beberapa kerajaan bercorak Islam seperti Kerajaan Aceh Darussalam, Malaka, Demak, Cirebon, serta Ternate. Para penguasa kerajaan-kerajaan ini berdarah campuran, keturunan raja-raja pribumi pra Islam dan para pendatang Arab. Pesatnya Islamisasi pada abad ke-14 dan 15 M antara lain juga disebabkan oleh surutnya kekuatan dan pengaruh kerajaan-kerajaan Hindu / Budha di Nusantara seperti Majapahit, Sriwijaya dan Sunda. Thomas Arnold dalam The Preaching of Islam mengatakan bahwa kedatangan Islam bukanlah sebagai penakluk seperti halnya bangsa Portugis dan Spanyol. Islam datang ke Asia Tenggara dengan jalan damai, tidak dengan pedang, tidak dengan merebut kekuasaan politik. Islam masuk ke Nusantara dengan cara yang benar-benar menunjukkannya sebagai rahmatan lil'alamin.

Dengan masuk Islamnya penduduk pribumi Nusantara dan terbentuknya pemerintahan-pemerintahan Islam di berbagai daerah kepulauan ini, perdagangan dengan kaum Muslimin dari pusat dunia Islam menjadi semakin erat. Orang Arab yang bermigrasi ke Nusantara juga semakin banyak. Yang terbesar diantaranya adalah berasal dari Hadramaut, Yaman. Dalam Tarikh Hadramaut, migrasi ini bahkan dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah Hadramaut. Namun setelah bangsa-bangsa Eropa Nasrani berdatangan dan dengan rakusnya menguasai daerah-demi daerah di Nusantara, hubungan dengan pusat dunia Islam seakan terputus. Terutama di abad ke 17 dan 18 Masehi. Penyebabnya, selain karena kaum Muslimin Nusantara disibukkan oleh perlawanan menentang penjajahan, juga karena berbagai peraturan yang diciptakan oleh kaum kolonialis. Setiap kali para penjajah - terutama Belanda - menundukkan kerajaan Islam di Nusantara, mereka pasti menyodorkan perjanjian yang isinya melarang kerajaan tersebut berhubungan dagang dengan dunia luar kecuali melalui mereka. Maka terputuslah hubungan ummat Islam Nusantara dengan ummat Islam dari bangsa-bangsa lain yang telah terjalin beratus-ratus tahun. Keinginan kaum kolonialis untuk menjauhkan ummat Islam Nusantara dengan akarnya, juga terlihat dari kebijakan mereka yang mempersulit pembauran antara orang Arab dengan pribumi.

Semenjak awal datangnya bangsa Eropa pada akhir abad ke-15 Masehi ke kepulauan subur makmur ini, memang sudah terlihat sifat rakus mereka untuk menguasai. Apalagi mereka mendapati kenyataan bahwa penduduk kepulauan ini telah memeluk Islam, agama seteru mereka, sehingga semangat Perang Salib pun selalu dibawa-bawa setiap kali mereka menundukkan suatu daerah. Dalam memerangi Islam mereka bekerja sama dengan kerajaan-kerajaan pribumi yang masih menganut Hindu / Budha. Satu contoh, untuk memutuskan jalur pelayaran kaum Muslimin, maka setelah menguasai Malaka pada tahun 1511, Portugis menjalin kerjasama dengan Kerajaan Sunda Pajajaran untuk membangun sebuah pangkalan di Sunda Kelapa. Namun maksud Portugis ini gagal total setelah pasukan gabungan Islam dari sepanjang pesisir utara Pulau Jawa bahu membahu menggempur mereka pada tahun 1527 M. Pertempuran besar yang bersejarah ini dipimpin oleh seorang putra Aceh berdarah Arab Gujarat, yaitu Fadhilah Khan Al-Pasai, yang lebih terkenal dengan gelarnya, Fathahillah. Sebelum menjadi orang penting di tiga kerajaan Islam Jawa, yakni Demak, Cirebon dan Banten, Fathahillah sempat berguru di Makkah. Bahkan ikut mempertahankan Makkah dari serbuan Turki Utsmani.

Kedatangan kaum kolonialis di satu sisi telah membangkitkan semangat jihad kaum muslimin Nusantara, namun di sisi lain membuat pendalaman akidah Islam tidak merata. Hanya kalangan pesantren (madrasah) saja yang mendalami keislaman, itupun biasanya terbatas pada mazhab Syafi'i. Sedangkan pada kaum Muslimin kebanyakan, terjadi percampuran akidah dengan tradisi pra Islam. Kalangan priyayi yang dekat dengan Belanda malah sudah terjangkiti gaya hidup Eropa. Kondisi seperti ini setidaknya masih terjadi hingga sekarang. Terlepas dari hal ini, ulama-ulama Nusantara adalah orang-orang yang gigih menentang penjajahan. Meskipun banyak diantara mereka yang berasal dari kalangan tarekat, namun justru kalangan tarekat inilah yang sering bangkit melawan penjajah. Dan meski pada akhirnya setiap perlawanan ini berhasil ditumpas dengan taktik licik, namun sejarah telah mencatat jutaan syuhada Nusantara yang gugur pada berbagai pertempuran melawan Belanda. Sejak perlawanan kerajaan-kerajaan Islam di abad 16 dan 17 seperti Malaka (Malaysia), Sulu (Filipina), Pasai, Banten, Sunda Kelapa, Makassar, Ternate, hingga perlawanan para ulama di abad 18 seperti Perang Cirebon (Bagus rangin), Perang Jawa (Diponegoro), Perang Padri (Imam Bonjol), dan Perang Aceh (Teuku Umar).

Minggu, 06 Desember 2009

Persiapan ujian semester 1/agamaislam/Pai2009-2010/pakgunawan

Persiapan ujian semester 1/agamaislam/Pai2009-2010/pakgunawan

1.tuliskan 5 gejala alam yang menandai adanya ilmu
2.apa yang kamu ketahui tentang:
a.pahala
b.surga
c.neraka
d.malaikat
e.alam kubur

3.sebutkan gejala gejala yang nyata di alam ini tentang terjadinya kiamat
4.sebutkan hukum Allah yang terdapat dalam Al qur’an
5.carilah suatu dalil yang menjelaskan bahwa al qur’an sebagai “kalam Allah” dan “ilmu Allah”
6.carilah tafsiran atau penjelasan secara menyeluruh (bukan terjemahan Al qur’an) tentang surah At tin

Jawaban
1. Secara umum, filsafat dapat dirumuskan sebagai: upaya untuk mempelajari dan mengungkapkan pengembaraan manusia di dunianya menuju akhirat secara mendasar. Jadi, memakai peristilahan Abad Pertengahan, manusia di dunia yang mengembara menuju akhirat adalah objek material (apa yang dipelajari dan dikupas sebagai bahan/materi). Sedangkan, objek formal filsafat (cara pendekatan pada suatu objek material yang sedemikian khas sehingga mencirikan, atau mengkhususkan bidang kegiatan bersangkutan, entah itu pengetahuan, agama ataupun kesenian dan sebagainya) adalah upaya mendalami dan mencapai the first causes, ataupun the last causes, atau sebab terdalam dari objek materialnya. Singkatnya, filsafat merupakan upaya dimana objek materialnya (manusia di dunia yang mengembara menuju akhirat) dipelajari menurut the first causes. Berdasarkan rumusan ini, ada tiga kata kunci objek kajian filsafat: manusia, dunia, akhirat. Meskipun ketiga kajian ini dapat dibedakan sebagai satu bidang kajian khusus (manusia: filsafat manusia, dunia: filsafat alam, akhirat: filsafat ketuhanan), namun ketiganya tidak dapat dipisahkan.
Di dan Menuju
Selanjutnya, istilah di dan menuju menunjukkan dinamika keterarahan yang diharapkan terwujud dengan baik. Inilah bidang filsafat etika yang menyoroti tingkah laku manusia agar dapat hidup dan berperilaku dengan baik. Lalu, sorotan dan kajian atas manusia, alam, ketuhanan dan patokan-patokan etis itu harus terjadi dengan benar. Maksudnya, menurut kenyataan yang disadari dengan tepat. Inilah bidang kajian filsafat pengetahuan yang bertugas menyoroti gejala pengetahuan manusia berdasarkan sudut the first causes. Pokok bahasannya meliputi: apakah suatu pengetahuan itu benar, tetap, dan terpecaya, tidak berubah atau malah berubah-rubah terus, bergerak dan berkembang; dan jika berkembang, kemanakah arah perkembangannya.
Jadi, gejala pengetahuan merupakan objek material filsafat pengetahuan. Filsafat pengetahuan dapat dibagi: filsafat pengetahuan secara umum (mengkaji hal-hal umum di atas) dan filsafat ilmu pengetahuan (mengkaji gejala ilmu-ilmu pengetahuan sebagai bidang pengetahuan khas menurut the final causes). Ilmu pengetahuan sendiri dimengerti sebagai pengetahuan yang diatur secara sistematis dan langkah-langkah pencapaiannya dipertanggungjawabkan secara teoritis.
Gejala Pengetahuan
“Segala manusia ingin mengetahui” tutur Aristoteles dalam Metaphysica. Pengetahuan berlangsung dalam dua bentuk dasar. Pertama, Pengetahuan demi pengetahuan; mengetahui demi mengetahui an sich dan untuk menikmati pengetahuan itu demi memuaskan hati manusia. Kedua, pengetahuan untuk digunakan dan diterapkan, seperti untuk melindungi, mempermudah pekerjaan, meningkatkan kesehatan dll. Dalam dua bentuk dasarnya itu, pengetahuan mustahil dibedakan secara tegas si pengenal (subjek) dan yang dikenal (objek). Yang satu tidak tidak pernah ada tanpa yang lain. Keduanya merupakan kesatuan asasi. Kedua hal tersebut adalah dua unsur dari gejala yang sama.
Intensionalitas
Kutipan dari Aristoteles di atas menunjukkan ada keterarahan untuk mengetahui dan mengenal. Rasa ingin tahu dan mengenal itu berlangsung sepanjang hayat manusia. Karenanya, pengetahuan bersifat sementara dan terbuka sebab manusia terus-menerus melakukan pencarian kognitif. Tidak salah jika, salahsatu ciri khas pengetahuan adalah bertanya sambil mencari, yang merupakan sintesis tiada henti antara “sudah tahu” dan “belum tahu”. Keterarahan dan intensionalitas yang terus-menerus bertanya itu dalam suatu hubungan timbal-balik antara manusia dengan dunianya. Keduanya ingin mengenal dan ingin dikenal, saling mengenalkan diri, agar saling memperkaya dan memperkembangkannya.
Manusia adalah kesatuan jiwa raga dalam hubungan timbal balik dengan dunia dan sesamanya. Ada unsur jasmani yang membuat manusia sama dengan dunia di luar dirinya, dan ada unsur jiwa (jiwa/ soul, anima, psuche) yang membuat manusia mengatasi dunia di sekitar dirinya. Jiwa ini bersifat ruhani. Karenanya, kerap disebut jiwa-ruhani (spiritual soul, anima spiritualis). Faktor inilah yang memungkinkan transendensi pengetahuan manusia, dibandingkan dengan pengetahuan bukan manusia. Oleh sebab itu, semua tindakan manusia menampakkan kesatuan jiwa raga tersebut, termasuk tindak mengenal dan mengetahui.
Pengenalan manusia tampak pada pengetahuan indrawi, yang memiliki kemiripan dengan pengetahuan indrawi hewan juga. Pengalaman dan pengenalan manusia bersifat konkret, terikat pada tempat dan waktu tertentu (hic et nunc). Namun, berkat ingatan dan perbandingannya manusia mampu melepaskan “sang kini dan di sini” pengalamannya, yakni menarik (to abstract, abstrahere) sesuatu yang umum dari pengetahuan konkret yang mendahuluinya. Itulah abstraksi yang menghasilkan pengetahuan abstrak. Yang “kini dan di sini” disebut partikular, dan yang “umum” diberi nama universal (berlaku umum). Jadi, pengetahuan manusia sebagai kesatuan jiwa-raga terjadi dalam bentuk abstraksi, pengetahuan manusia—sebagai gejala yang menyeluruh—bersifat abstrak.
Bahasa: Sosialitas dan Historisitas Pengetahuan
Pengenalan dan pengetahuan umum itu menjelma dalam bahasa yang serentak bersifat jasmani dan rohani. Yang konkret dengan yang abstrak, yang partikular dengan yang universal, bersatu-padu dalam bahasa. Pengetahuan manusia termanisfestasi dalam gejala bahasa. Bahasa tertuju ke dunia sekitar, ditangkap oleh dunia: dunia manusia, sesama manusia. Karenanya, bahasa merupakan tempat terjadinya pengetahuan yang menunjukkan sosialitas sebagai salah satu unsur khas tindakan pengetahuan. Historisitas pun ditunjukkan karena gejala bahasa diwarnai oleh sejarah. Singkatnya, pengetahuan manusia memiliki ciri sosial dan historis, yang terjadi dalam tradisi. Pengetahuan manusia meneruskan serta memperbaharui dirinya tanpa bisa lepas dari masa lampaunya.
Gejala Ilmu Pengetahuan
“Gejala kesadaran akan pengetahuan” terdapat pada tindakan pengetahuan secara tersirat, yang jika ditersuratkan, maka terjadi refleksi. Berkat refleksi, pengetahuan yang semula langsung dan spontan, kehilangan kelangsungan dan spontanitasnya, namun serentak pengetahuan itu cocok untuk diatur secara sistematis sehingga isinya bisa dipertanggungjawabkan.
Pada dasarnya, pembentukan ilmu pengetahuan didasarkan pada pengetahuan yang sudah ada, yang dikumpulkan lalu diatur dan disusun. Proses ini menjadi jelas dalam upaya setiap ilmu untuk menyusun sebuah model. Model yang dimaksud adalah penghadiran kembali yang padat dan ringkas dari apa yang sudah dikumpulkan dalam pengetahuan umum maupun ilmiah.
Ada dua model. Pertama, manusia semakin mau mendekati apa yang merupakan objek pengetahuan ilmiah ataupun mau menarik objek itu padanya. Agar berhasil, ilmuwan membuat model lahir dan nyata. Model itu sangat memperkecil ukuran kenyataan tertentu, dan kerap kali memperbesar ukuran kenyataan tertentu lain, yang adanya diandaikan. Yang diharapkan adalah suatu pengertian berdasarkan pemandangan model yang berbentuk gambar. Penyederhanaan ini merupakan suatu abtraksi, tetapi objek yang dipelajari itu tampak semakin masuk akal. Model ini mewakili kelompok ilmu empiris (empirical: meraba-raba) atau aposteriori (post: “sesudah”, karena semua ungkapan ilmu-ilmu tersebut baru terjadi sesudah pengamatan) yang mementingkan pengamatan dan penelitian. Hasil pengamatan dirangkum dalam model. Model ini dapat dilacak akarnya pada pemikiran Aristoteles
Kedua, Manusia semakin mau mengerti apa yang merupakan objek pengetahuan ilmiah, seolah-olah hendak memasuki susunan objek yang sedang dipelajari itu sedalam-dalamnya. Diharapkan akan didapat pengertian “dari dalam”. Pengertian “dari dalam” itu biasanya terjadi dalam ilmu-ilmu yang suka memakai rumus-rumus matematis sebagai modelnya. Model itu disebut model abstrak. Model ini mewakili kelompok ilmu yang seakan-akan ingin segera menagkap susunan keniscayaan (structure of necessity) yang mendasari segala kenyataan secara apriori (prius: “sebelum”, karena ilmu-ilmu ini ingin menentukan apa yang mendahului adanya segala kenyataan). Akar pemikiran model ini adalah Plato.
2. a. Pahala adalah balasan yg diterima seseorang jika ia melakukan perbuatan baik. Dgn catatan ia adalah muslim.
b. Surga atau kadang dibaca sorga adalah sebuah tempat di alam akhirat yang dipercaya oleh para penganut beberapa agama sebagai lokasi berkumpulnya roh-roh manusia yang semasa hidup di dunia berbuat kebajikan sesuai ajaran agamanya.
c. Neraka merupakan suatu tempat yang diyakini oleh penganut beberapa agama dan atau aliran kepercayaan sebagai tempat kesengsaraan abadi setelah mati. Tempat ini berada di alam gaib sebagai balasan atas perbuatan manusia yang dinilai menyimpang dari aturan agama.
d. Malaikat (Bahasa Arab: ملاءكة)(baca: malaa-ikah) adalah makhluk yang memiliki kekuatan-kekuatan yang patuh pada ketentuan dan perintah Allah.
e. Alam Barzakh adalah Alam Kubur dimana manusia melakukan 'penantian' untuk dibangkitkan pada hari Kiamat. Jadi waktunya bisa berjalan jutaan tahun atau mungkin malah miliaran tahun. Sejak dia meninggal sampai Kiamat Sughra, dan kemudian dilanjutkan sampai hari Berbangkit

3. Munculnya Imam Mahdi. Kalangan islam menyebutkan bila salah satu tanda datangnya kiamat yaitu munculnya Imam Mahdi yang akan memimpin dan membawa islam menuju kepada kejayaan. Imam Mahdi tersebut memiliki nama seperti nama baginda Nabi SAW. Beliau pada mulanya akan datang ke Masjidil Haram kemudian disana beliau akan dibaiat oleh sedikitnya 313 orang islam. Banyak kalangan tokoh-tokoh islam meyakini bila saat ini merupakan saat-saat dimana Imam Mahdi tersebut akan segera muncul. Namun karena Tuhan masih menyembunyikannya maka hingga detik ini pula keberadaan dan segala hal tentang beliau tidak diketahui kepastiannya. Apabila memang pada tahun 2012 kiamat akan terjadi, maka tanda kiamat dengan munculnya Imam Mahdi seharusnya pada saat ini telah dahulu terjadi. Tapi lihat saja kenyataannya, hingga detik ini belum ada yang dibaiat dan belum nampak sapa calon Imam Mahdinya. Padahal saat ini tahun 2007 berarti 5 tahun lagi merupakan tahun 2012, mana mungkin dalam waktu singkat 5 tahun bahkan kurang akan muncul Imam Mahdi untuk membawa islam menuju kejayaan. Tentunya bagi beliau dibutuhkan waktu memimpin islam tersebut dan tidak mudah seperti membalikkan tangan. Jadi mustahil tahun 2012 akan terjadi kiamat. Apakah anda masih percaya kiamat terjadi tanpa didahului dengan munculnya Imam Mahdi? ……….

Munculnya Dajjal. Semua kalangan telah mempercayai ramalan kiamat sehingga mengetahui bahwa dekatnya kiamat ditandai dengan munculnya Dajjal. Dajjal tersebut akan menyesatkan banyak manusia di muka bumi ini. Kelak si Dajjal ini akan memiliki banyak pengikut dan banyak orang akan menjadi anak buahnya. Konon suatu saat nanti Dajjal akan berperang melawan umat islam dibawah pimpinan Imam Mahdi yang diduga peperangan itulah yang disebut dengan Armageddon. Sekarang coba lihatlah fakta bahwa makhluk bernama Dajjal yang bermata satu belumlah muncul. perang Armageddon juga belumlah terjadi bahkan tanda-tanda akan terjadi perang besarpun juga belum terdengar. Padahal ini sudah dekat waktunya dengan tahun 2012 dan tidak mungkin dalam waktu tidak ada 5 tahun akan muncul Dajjal dan terjadi perang Armageddon. Dibutuhkan waktu bertahun-tahun bahkan puluhan tahun kedua peristiwa tersebut bisa terjadi. Jadi mustahil pada tahun 2012 kiamat akan terjadi. Apakah anda yakin bila kiamat akan terjadi tanpa didahului munculnya Dajjal? ……….

Turunnya Isa ke Bumi. Sejarah menceritakan bahwa pada jaman dahulu kala seorang Nabi dan Rosul bernama Isa telah diangkat oleh Tuhan ke langit. Karena itu hingga detik ini Isa masih ada di langit dan dipercaya oleh banyak agama bahwa Isa kelak akan diturunkan kembali ke bumi. Turunnya Isa dengan maksud untuk menghadapi dan membunuh Dajjal. Konon katanya tidak ada yang bakal mampu menghadapi si Dajjal apalagi untuk membunuhnya. Untuk itulah Isa diturunkan karena Isa dipercaya akan sanggup membunuh Dajjal tersebut. Sampai detik ini belum juga terdengar akan kehadiran Isa kembali ke muka bumi ini. Padahal tidak mungkin Isa turun ke bumi hanya untuk membunuh Dajjal saja. Dipastikan akan ada hal lain yang akan dikerjakannya di bumi. Tentunya pekerjaan tersebut memakan waktu yang relatif lama. Namun menjelang tahun 2012 tanda-tanda akan datangnya Isa belum juga terdengar. Mustahil dalam waktu singkat menjelang tahun 2012 Isa turun dan membunuh Dajjal, maka mustahil pula tahun 2012 akan terjadi kiamat. Apakah anda masih percaya bahwa kiamat terjadi tanpa diturunkannya Isa terlebih dahulu ke bumi? ……….

Munculnya Ya’juj dan Ma’juj. Ya’juj Ma’juj merupakan sepasukan yang hidup di masa raja Zulkarnaen. Namun karena pasukan tersebut selalu saja membuat kerusakan dan kehancuran dimana-mana, maka Raja Zulkarnaen memenjarakan Ya’juj Ma’juj ke alam gaib. Begitu kuatnya penjara bagi pasukan itu maka hingga detik ini mereka masih terpenjara. Beberapa agama meyakini bila sebagai salah satu tanda kiamat yaitu keluarnya Ya’juj Ma’juj tersebut dari alam gaib. Artinya dinding yang memenjarakan mereka terbuka sehingga mereka bisa kembali lagi ke alam fisik. Ini sangat membahayakan nyawa banyak orang. Namun hingga detik ini juga belum nampak pasukan Ya’juj Ma’juj tersebut. Tidak ada berita dari negara manapun tentang kehadiran sepasukan tersebut menandakan bahwa mereka masih di alam gaib dan terpenjara. Singkatnya waktu menjelang tahun 2012 tidak mungkin bila Ya’juj Ma’juj akan muncul dalam waktu dekat ini. Bisa jadi kemunculan pasukan tersebut masih lama karena peristiwa pendukungnya juga belum kelihatan. Sehingga mustahil tahun 2012 akan terjadi kiamat. Tapi apakah anda masih percaya kiamat terjadi tanpa didahului munculnya Ya’juj Ma’juj? ……….

4. 1. Jinayat
JInayat adalah segala macam dan jenis peraturan yang berhubungan dengan tindak kriminal / kriminalitas dalam kehidupan keseharian manusia seperti mencuri, memfitnah, berzina, membunuh, dan lain sebagainya.
2. Muamalat / Mu'amalat
Mu'amalat adalah hukum yang berisi peraturan perdata dalam masyarakat yakni syarikat, jual beli, pinjam meminjam, qiradh, ijarah, dan lain-lain.
3. Munakahat
Munakahat adalah peraturan-peraturan yang mengatur masalah pernikahan /nikah / perkawinan / kawin seperti mas kawin, talak / thalaq / perceraian, rujuk, muhrim, dan lain sebagainya.
4. Faraidh
Faraidh adalah peraturan undang-undang yang mengatur pembagian harta pusaka
5. Jihad
Jihad adalah segala bentuk aturan yang mengatur mengenai permasalahan perang, misalnya seperti harta rampasan perang, tawanan perang, dan lain sebagainya
5. 1. Ibn Abbas mentafsiri QS. Az-Zumar / 28 : kalimat غير ذي عوج maknanya bukan mahluk.
2. Hadits riwayat Abi Darda’, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda :

القرآن كلام الله غير مخلوق

“Al-Qur’an adalah kalam Allah bukanlah mahluk“.

Riwayat Baihaqi dari Anas bin Malik :

القرآن كلام الله ، وليس كلام الله بمخلوق

“Al-Qur’an adalah kalam Allah, dan kalam Allah bukanlah mahluk“.
Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), maka mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamu pun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, Sesungguhnya kamu -kalau begitu- termasuk golongan orang-orang yang zhalim". (QS. Al-Baqoroh: 145).

Sesungguhnya Al-Qur’an yang merupakan kalamullah adalah ilmu Allah -Ta’ala-. Barangsiapa yang menyangka bahwa Al-Qur’an adalah makhluk, maka sungguh ia telah menyangka bahwa ilmu Allah adalah makhluk. Na’udzu billah min dzalik. [Lihat Al-Ushul allati Banaa alaiha Ahlul Hadits Manhajahum fid Da’wah ilallah (hal. 214), cet. Dar Adh-Dhiya’]
6. Malik dan Shu `bah meriwayatkan dari` Adi bin Tsabit, yang diriwayatkan bahwa Al-Bara 'bin `Azib ra berkata," Nabi digunakan untuk membaca dalam salah satu Rak `AHS saat bepergian` At-Tin waz-Zaytun' (Surat At -Tin), dan aku tidak pernah mendengar seseorang dengan suara yang lebih bagus atau hafalan daripada dia.''Grup telah mencatat hadis ini dalam buku mereka.
[بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَـنِ الرَّحِيمِ ] [بسم الله الرحمن الرحيم]
In the Name of Allah, the Most Gracious, the Most Merciful. Dalam Nama Allah, Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang.
[وَالتِّينِ وَالزَّيْتُونِ - وَطُورِ سِينِينَ - وَهَـذَا الْبَلَدِ الاٌّمِينِ - لَقَدْ خَلَقْنَا الإِنسَـنَ فِى أَحْسَنِ تَقْوِيمٍ - ثُمَّ رَدَدْنَـهُ أَسْفَلَ سَـفِلِينَ - إِلاَّ الَّذِينَ ءَامَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّـلِحَـتِ فَلَهُمْ أَجْرٌ غَيْرُ مَمْنُونٍ - فَمَا يُكَذِّبُكَ بَعْدُ بِالدِّينِ - أَلَيْسَ اللَّهُ بِأَحْكَمِ الْحَـكِمِينَ ] [والتين والزيتون - وطور سينين - وهذا البلد الامين - لقد خلقنا الإنسن فى أحسن تقويم - ثم رددنه أسفل سفلين - إلا الذين ءامنوا وعملوا الصلحت فلهم أجر غير ممنون - فما يكذبك بعد بالدين - أليس الله بأحكم الحكمين]
(1. By At-Tin and Az-Zaytun.) (2. By Tur Sinin.) (3. By this city of security.) (4. Verily, We created man in the best form.) (5. Then We reduced him to the lowest of the low.) (6. Save those who believe and do righteous deeds. Then they shall have a reward without end.) (7. Then what causes you to deny after this the Recompense) (8. Is not Allah the best of judges) (1. Oleh At-Tin dan Az-Zaytun.) (2. Oleh Tur Sinin.) (3. Dengan keamanan kota ini.) (4. Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dalam bentuk yang terbaik.) (5. Kemudian Kami dikurangi dia ke terendah yang rendah.) (6. kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh. Kemudian mereka akan mendapat pahala tanpa akhir.) (7. Lalu apa yang menyebabkan Anda menolak setelah ini pembalasan) (8. Apakah Bukankah Allah hakim yang terbaik)
The Recitation of Surat At-Tin in the Prayer while traveling The Recitation of Surat At-Tin dalam salat saat bepergian
Malik and Shu`bah narrated from `Adi bin Thabit, who narrated that Al-Bara' bin `Azib said, "The Prophet used to recite in one of his Rak`ahs while traveling `At-Tin waz-Zaytun' (Surat At-Tin), and I have never heard anyone with a nicer voice or recitation than him.'' The Group has recorded this Hadith in their books. Malik dan Shu `bah meriwayatkan dari` Adi bin Tsabit, yang diriwayatkan bahwa Al-Bara 'bin `Azib ra berkata," Nabi digunakan untuk membaca dalam salah satu Rak `AHS saat bepergian` At-Tin waz-Zaytun' (Surat At -Tin),

Senin, 30 November 2009

tugas agama

1. Bagaimana menurut kamu tentang manusia mahkluk yang sempurna?

Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang bentuknya paling sempurna dibandingkan mahkluk lain. bentuk yang dimaksudkan bukanya hanya fisikmelainkan sempurna dalam segala potensinya.manusia ditdak hanya diberi akal untuk berpikir,tetapi juga diberi potensi nafsu sehingga manusia mampu berkreasi untuk kehidupannya.bagi Allah manusia yang sempurna adalah manusia yang menggunakan seluruh potensinya untuk beribadah kepada Allah.an maksud dan inti surah AT-TIN ayat 1-8


2. Tuliskan maksud dan inti surah AT-TIN ayat 1-8!

Allah menegaskan melalui surah AT-Tin bahwa meskipun manusia hidup sampai ke usia tua dan pikun jika sebelum pikun mereka beriman dan beramal saleh, pahalanya akan tetap mengalir sampai ia meninggal dunia.

3.Tuliskan ringkasan dari kandungan surah AT-TIN!

a.Ayat 1,2,3: "Tin" ialah tempat tinggal nabi Nuh.as. Yaitu kota damaskus yang banyak tumbuh pohon tin."Zaitun" ialah baitul Maqdis,tempat suci kedua umat islam yang di Yerusalem ."Turisinin" artinya bukit sinai tempat nabi Musa as. menerima wahyu secara dari Allah SWT.b. ayat 4 : Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang bentuknya paling sempurna dibandingkan mahkluk lain. bentuk yang dimaksudkan bukanya hanya fisikmelainkan sempurna dalam segala potensinya.manusia ditdak hanya diberi akal untuk berpikir,tetapi juga diberi potensi nafsu sehingga manusia mampu berkreasi untuk kehidupannya.bagi Allah manusia yang sempurna adalah manusia yang menggunakan seluruh potensinya untuk beribadah kepada Allah.c. Ayat 5 dan 6: banyak manusia yang menyimpang dan tidak mengerjakan ibadahnya, akan ditempatkan dalam neraka. orang-orang yang beriman dan beramal saleh akan mendapat pahala yang tidak ada putus-putusnya sampai ia meninggal dan menjadi ahli surga.d. ayat 7 dan 8: Orang -orang yang tidak mau beriman dan beramal saleh akan mendapat balasan diakhirat. padahal mereka maha mengetahui bahwa Allah ad Hakin Yang Maha Adil.


ayat 1-8!4.Tuliskan terjemahan dari surah AT-TIN

Artinyaayat 1 : Demi buah tin dan dan buah dan zaitunayat 2 : Dan demi bukit Sinai.ayat 3 :Dan demi kota Mekkah yang amanayat 4 : Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.ayat 5 : Kemudian kami kembalikan dia ketempat serendah - rendahnya.ayat 6 : Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka pahala yang tidak putus-putusnyaayat 7 : Maka apakah yang menyebabkan kamu mendustakan hari pembalasan sesudah itu?ayat 8 ; Bukankah Allah adalah hakim yang seadil-adilnya.


5. Tuliskan 1 dalil hadist tentang menuntu ilmu!

طَلَبُ الْعِلْمِ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ
“Menuntut ilmu adalah wajib atas setiap muslim.”

Berkata Ibnul Jauzy rahimahullâh, “Perempuan adalah seorang yang mukallaf seperti laki-laki. Maka wajib terhadapnya untuk menuntut ilmu tentang perkara-perkara yang diwajibkan terhadapnya, agar ia menunaikan ibadah tersebut di atas keyakinan.”

Dan tercatat indah dalam sejarah, bagaimana semangat para shahabiyâat radhiyallâhu ‘anhunnâ dalam menuntut ilmu dan bertanya akan berbagai problemetika yang tengah mereka hadapi tanpa terhalangi oleh rasa malu mereka. Hal tersebut menunjukkan kewajiban menuntut ilmu yang tertanam dalam jiwa-jiwa mereka yang terpuji.

‘Aisyah radhiyallâhu ‘anhâ berkata,

نِعْمَ النِّسَاءِ نِسَاءُ الْأَنْصَارِ لَمْ يَكُنْ يَمْنَعُهُنَّ الْحَيَاءُ أَنْ يَتَفَقَّهْنَ فِي الدِّينِ
“Sebaik-baik perempuan adalah para perempuan Anshor. Tidaklah rasa malu menghalangi mereka untuk tafaqquh (memperdalam pemahaman) dalam agama.”

Dan masih banyak dalil yang menunjukkan kewajiban seorang perempuan untuk menuntut ilmu. Bahkan seluruh dalil dari Al-Qur`ân dan As-Sunnah yang menjelaskan tentang kewajiban dan keutamaan menuntut ilmu juga termasuk dalil akan wajibnya perempuan menuntut ilmu, karena perintah pada dalil-dalil itu adalah umum mencakup seluruh umat; laki-laki maupun perempuan.Menetapnya perempuan di rumah adalah suatu hal yang wajib berdasarkan dalil dari Al-Qur`ân dan As-Sunnah. Allah Ta’âlâ berfirman,
“Dan hendaklah kalian tetap di rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu.” [Al-Ahzâab :33]


Dan Nabi shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam bersabda,
لَا تَمْنَعُوا نِسَاءَكُمْ الْمَسَاجِدَ وَبُيُوتُهُنَّ خَيْرٌ لَهُنَّ
“Janganlah kalian menahan kaum perempuan kalian dari mesjid-mesjid. Dan rumah-rumah mereka adalah lebih baik bagi mereka.”

6. Tuliskan keutamaan mencari ilmu dan sebutkan tugas seseorang yang memiliki ilmu!

Keutamaan mencari ilmu ialah seorang yang berilmu kemudian mengajarkan ilmunya, mendakwahkannya, hingga Allah memberikan hidayah kepada orang lain dengan sebab dakwahnya, maka menjadi salah satu amal jariyah baginya. Selama ada yang mengamalkan ilmunya tersebut, maka dia akan terus mendapatkan pahala dari Allah Subhanahu wa Ta'ala walaupun dia telah meninggal. Berbeda dengan orang yang mengerjakan shalat sunnah dan semisalnya, tidak ada yang merasakan manfaatnya kecuali hanya dirinya sendiri.Tugas yang memiliki ilmu (ulama) adalah menyebarkan ilmu yang baik kepada orang disekitarnya demi tujuan untuk beribadah kepada Allah swt.Ayat Allah Subhanahu wa Ta'ala ini menjelaskan demikian tingginya derajat dan kedudukan para ulama di atas yang lainnya. Dan merekalah orang-orang yang senantiasa mendapatkan kemuliaan di sisi Allah Subhanahu wa Ta'ala dan juga di kalangan manusia.

Di dalam ayat yang lain Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:نَرْفَعُ دَرَجَاتٍ مَنْ نَشآءُ“Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki.” (Yusuf: 76)